All for Jesus Christ

All for Jesus Christ

Selasa, 10 April 2012

Dilema Taat


Ketaatan adalah bagian yang penting dalam kehidupan orang Kristen. Tuhan sudah menunjukkan bagaimana Ia taat hingga akhir untuk menyelamatkan kita. Sekarang, tugas kita adalah untuk menaatiNya. Tapi, tantangan dan hambatan untuk taat pun selalu ada. Sering kali, tantangan itu lalu memunculkan dilema. Nah, apa saja tantangan dari ketaatan dan bagaimana kita bisa mengatasinya?

1. Ketika Ketaatan Mensyaratkan Pengorbanan

Taat menjadi sulit dilakukan saat kita harus kehilangan sesuatu atau tepatnya mengorbankan sesuatu. Saat mau taat hidup kudus, kita harus bisa mengendalikan diri dan hawa nafsu kita, meski orang-orang di sekitar kita melakukan yang sebaliknya. Saat kita mau taat memberi, kita harus dapat mengorbankan keinginan membeli sesuatu dengan uang itu. Bagaimana kita bisa menang atas hambatan ini ? Jawabannya adalah dengan iman akan janji Tuhan. Iman akan memunculkan pengharapan bagi kita, dan iman itu membutuhkan ketaatan. Jadi jangan fokus pada hambatannya, melainkan fokuskan pada iman dan Tuhan.

2. Ketika Ketaatan Melebihi Pikiran

Alkitab berisi banyak sekali kisah ketika seseorang harus taat meski Tuhan memerintahkan padanya suatu hal yang tampak tak masuk akal. Abraham dijanjikan Tuhan memiliki banyak keturunan, tapi Tuhan sendiri yang kemudian menyuruhnya untuk mempersembahkan Ishak, anak satu-satunya. Gideon disuruh menyerang 120 ribu pasukan hanya dengan 300 orang. Yosua disuruh mengalahkan kota Yerikho dengan cara mengelilingi temboknya saja. Petrus diminta menjala ikan justru di siang hari dan banyak hal lain. Semuanya secara nalar tidak masuk akal. Tapi, di sinilah ketaatan kita (kepada Tuhan) diuji. PikiranNya bukan pikiran kita (Yesaya 55:8-9). Ya, dalam hal taat kepada Tuhan, kadang kita tidak bisa bersandar pada pengertian diri sendiri. Percayalah bahwa Tuhan akan memberi yang terbaik meski kita dituntut untuk melakukan sesuatu yang tidak masuk akal (Amsal 3:5-6)

3. Ketika Ketaatan = Melawan Arus

Ketaatan mungkin lebih mudah jika semua orang mendukung kita. Tapi akan sulit jika ketaatan berarti melawan arus, bahkan membuat kita harus berdiri sendiri. Banyak orang gagal taat hanya karena ia ingin bisa diterima dan tidak mau diolok-olok, dikucilkan, dianggap aneh, dll. Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego mengalaminya, demikian juga Nuh atau Yosua, dan tentu saja Yesus sendiri.

4. Ketika Ketaatan Membuat Kita Menderita

Ketaatan bukan tak mungkin memunculkan penderitaan. Yesus mengatakan barangsiapa ingin menjadi muridNya, maka dia harus memikul salib (Lukas 14:27). Dia tidak berjanji kita akan bebas masalah saat kita memutuskan untuk taat dan menjadi muridNya. Tetapi di tengah penderitaan, pencobaan serta tantangan itu, Dia akan menyediakan damai sejahtera, sukacita dan kesatuan dengan Dia. Artinya, saat kita mau taat dan mau "memikul salib", Ia pasti akan membantu kita untuk tetap kuat dan mendapatkan penghiburan.



Source : HandBook RH Spirit - April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar