All for Jesus Christ

All for Jesus Christ

Kamis, 22 Agustus 2013

Sebungkus Biskuit

Kisah ini sangat menggelitik, namun mengingatkan kita bahwa kita perlu lebih teliti dalam melihat suatu masalah agar kita tidak sekedar berasumsi apalagi sampai menuduh orang lain tanpa bukti yang nyata.

Di ruang tunggu sebuah bandara, seorang wanita terlihat tengah menunggu pesawat yang akan menerbangkan dirinya. Karena harus menunggu cukup lama, ia memutuskan untuk membeli buku untuk dibaca. Ia juga membeli sebungkus biskuit, sekadar untuk camilan dirinya di saat menunggu pesawat.

Ia kemudian duduk di salah satu kursi di ruang tunggu dan mulai membuka dan membaca buku yang dipegangnya. Di kursi sebelah, yang hanya dipisahkan oleh sebuah meja kecil yang di atasnya tersaji sebungkus biskuit, duduklah seorang pria. Pria tsb terlihat mulai membaca majalah.



Ketika wanita itu mengambil sepotong biskuit dari bungkusan yang terletak di atas meja, pria tsb mengambil sepotong juga. Wanita itu merasa terganggu dengan perbuatan pria tsb, namun ia diam saja. Dalam hati, ia hanya menduga bahwa ini hanya ulah pria iseng. Namun, kejadian ini terulang kembali. Setiap wanita itu mengambil biskuit, si pria ikut mengambil dan mencicipi biskuit tersebut. Wajah si pria tampak tenang, tanpa merasa bersalah. Sebaliknya, wanita muda itu kian jengkel dengan sikap pria tersebut. Dalam hati ia berkata, "Pria ini benar-benar tidak tahu malu. Dasar, tidak tahu diri. Huh... Ingin rasanya kutampar saja mukanya."

Beberapa saat kemudian, hanya tersisa 1 keping biskuit di dalam bungkusan. Dengan senyum mengembang, pria itu menawarkan biskuit terakhir kepada wanita itu. Dengan wajah jengkel, wanita itu menolak. Seketika kepingan biskuit terakhir itu pun masuk ke dalam mulut pria misterius itu. 

"Benar-benar keterlaluan .....!" pikir wanita itu dengan kekesalan yang memuncak. Ia segera mengemasi barang-barangnya karena jadwal keberangkatan telah tiba. Wanita tersebut bergegas menuju ke pesawat. 

Saat berada di tempat duduk, ia membuka tasnya, mengambil handphone untuk menonaktifkannya. Namun, alangkah terkejutnya ia saat melihat di dalam tasnya ada sebungkus biskuit yang masih utuh belum tersentuh. Pikirannya pun melayang mengingat kejadian barusan. Ternyata biskuit yang ia makan saat di bandara bukan miliknya, tetapi milik pria tersebut! Betapa malunya ia mengenang kejadian tersebut. 
Ia kini menyesal dan benar-benar merasa malu! Ia merasa bersalah.
Ia mengira bahwa biskuit yang dimakan tadi adalah miliknya
.... ternyata bukan!

Pria tadi membagi biskuit antara dirinya dan wanita itu tanpa merasa marah, tenganggu atau pun merasa rugi. Sementara wanita itu merasakan sebaliknya. Ia merasa bahwa biskuit tsb adalah miliknya yang telah diserobot oleh pria tsb, dan menyangka betapa si pria tsb telah berbuat kurang ajar dan tidak tahu diri.

Saudaraku, 
dengan jari telunjuk, kita sering menunjuk orang lain. Namun tanpa disadari, 3 jari lainnya mengarah kepada diri kita sendiri. Gadis dalam kisah ini menganggap pria itu tidak tahu diri. Tetapi kenyataannya, dialah sebenarnya orang yang tidak tahu diri itu.

Karena itu, pesan moral dari kisah ini, janganlah terlalu cepat menjatuhkan penilaian negatif kepada orang lain atas apa yang kita lihat dan apa dia lakukan. Sebab penilaian kita seringkali sangatlah subjektif dan terkadang hanya berdasarkan sudut pandang yang sempit. Dan janganlah sampai kita mencela orang lain apalagi jika semua itu hanya berdasarkan pikiran kita yang sempit.