All for Jesus Christ

All for Jesus Christ

Rabu, 06 Januari 2010

What MONEY can buy ???

Money can buy a HOUSE but not a HOME ...

Money can buy FOOD but not APPETITE ...

Money can buy a BED but not SLEEP ...

Money can buy a CLOCK but not TIME ...

Money can buy a BOOK but not KNOWLEDGE ...

Money can buy COMPUTER but not BRAINS ...

Money can buy FINERY but not BEAUTY ...

Money can buy LUXURIES but not CULTURE ...

Money can buy a POSITION but not RESPECT ...

Money can buy MEDICINE but not HEALTH ...

Money can buy BLOOD but not LIFE ...

Money can buy AMUSEMENTS but not HAPPINESS ...

Money can buy INSURANCE but not SAFETY ...

Money can buy ACQUAINTANCE but not FRIENDS ...



MONEY IS NOT EVERYTHING ... !!!

WHAT MONEY CAN'T BUY, GOD CAN GIVE US FREE ...

Selasa, 05 Januari 2010

Menghasilkan Buah

Bacaan : Markus 4 : 3 – 20


Setiap orang percaya haruslah menghasilkan buah (Matius 3:8). Bahkan kita harus menghasilkan buah yang baik karena ternyata ada buah yang tidak baik seperti yang dituilskan dalam Matius 12:33.

"Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10).
Kehidupan rohani kita seperti pohon yang tumbuh dari benih Firman Tuhan. Namun bacaan di atas, kita tahu bahwa tidak semua benih yang ditaburkan dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah. Mengapa ? Karena tempat jatuhnya benih itu berbeda-beda. 

Tempat jatuhnya benih (Firman Tuhan)  yang ditaburkan ini sesungguhnya menggambarkan hati dan respon manusia terhadap Firman Tuhan.

Berikut ini adalah beberapa jenis tempat jatuhnya benih Firman :
  1. Pinggir jalan (Ay. 15) : menggambarkan orang yang kurang memperhatikan Firman Tuhan. Mungkin mereka hanya mendengar sepintas lalu atau mungkin pula mereka bersikap acuh tak acuh terhadap FirmanNya karena menganggap hal itu tidaklah penting bagi mereka. Jika respon terhadap Firman Tuhan seperti itu, maka orang tidak dapat mengerti akan Firman itu dan segera lupa karena dalam sekejap iblis akan mencuri benih Firman itu sehingga tidak dapat bertumbuh dalam kehidupannya. 
  2. Tanah yang berbatu-batu (Ay. 16-17) : benih tidak dapat berakar di tanah yang berbatu-batu yakni menggambarkan hati yang masih menyimpan dosa, hati yang keras, angkuh, egois dan pembenaran diri sendiri. Mereka mendengarkan Firman dan memahaminya tetapi saat Firman lebih mendalam dan mengusik batu-batu itu, mereka memilih untuk mempertahankan batu-batu itu dan tidak mau dibersihkan dari hati mereka. Sehingga saat mengalami proses dan penderitaan, mereka tidak dapat bertahan dan mudah murtad.
  3. Di tengah semak duri (Ay. 18-19) : benih tadinya tumbuh dan berakar, tetapi sayang ... mereka tidak dapat berbuah karena terhimpit semak duri yaitu kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lainnya. Ini berbicara tentang keinginan daging. 1 Yohanes 2:16 menyatakan bahwa keinginan daging itu berasal dari dunia. Selain itu, keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh (Galatia 5:16-26). Mungkin tipe ini adalah orang yang tadinya sudah mulai bertumbuh rohaninya, namun mereka memilih untuk hidup dalam kedagingan sehingga mereka tidak dapat menghasilkan buah.
  4. Tanah yang baik (Ay. 20) : adalah tanah yang tidak keras, tidak berbatu-batu, dan tidak bersemak duri. Ini melambangkan hati yang taat, bersih dari dosa dan akar-akar kepahitan, serta bebas dari cengkraman dan pengaruh duniawi. Jika benih Firman jatuh di tanah yang baik ini, maka akan berbuah banyak, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.


Cara kita merespon Firman Tuhan sangat menentukan pertumbuhan kerohanian kita untuk menghasilkan buah yang baik. Langkah yang perlu ditempuh adalah sbb :
  1. Memperhatikan Firman Tuhan yang kita dengar atau yang kita baca. 
  2. Menerima dengan sukacita sekalipun Firman itu menegur dan mengungkapkan dosa kita (Yakobus 1:21b). Kita harus percaya bahwa teguran adalah pertanda bahwa Allah mengasihi kita dan tidak ingin kita binasa dalam kesalahan kita. Melalui teguran, Allah masih memberi kesempatan bagi kita untuk berubah (Wahyu 3:19).
  3. Merelakan hati yang keras untuk dihancurkan oleh Firman (Yeremia 23:29) dan dibersihkan oleh Firman (Yohanes 15:2). Proses ini cukup menyakitkan tetapi bertujuan untuk membentuk karakter kita agar menjadi sama seperti Yesus. 
  4. Melakukan Firman Tuhan (Yakobus 1:22). Dengan terus melakukan firman Tuhan, kita akan mencapai kedewasaan rohani. Jadi kedewasaan rohani dinilai dari karakter yang semakin menyerupai Kristus. 
  5. Selalu mengoreksi diri seperti bercermin, misalnya dengan memeriksa hati, apakah ada dosa yang belum dibereskan?, apakah masih ada akar-akar kepahitan?, dll. Untuk mengoreksi diri dibutuhkan keberanian untuk jujur pada diri sendiri. Tetapi yang menjadi masalah, seringkali kita terlalu sibuk mengurusi kekurangan orang lain sehingga kita tidak dapat menyadari keburukan diri kita sendiri. Mari kita belajar melihat ke dalam diri kita sendiri agar kita tahu sejauh mana pertumbuhan rohani kita.  
Setiap kita mungkin belum sempurna, tetapi teruslah berusaha untuk menghasilkan buah bagi hormat dan kemuliaan Nama Tuhan Yesus Kristus. (MW)